Yak… Itulah yang sedang dialami oleh siswa dari ruang 8, lembar jawaban dengan soal tertukar? Bagaimana bisa, Heh… lucu sekali, bahkan di hari pertama ujian ini, dilema ketololan sudah terasa sekali.
Buhannya mengerjakan 100 soal lah jadinya? Tambah 4 jam lah pulang? Beeuuuuuuhhh mantapp…
-Muhammad Najemi
100 soal? Bisa Anda bayangkan hal segila itu, yang benar saja! 50 soal dari pelajaran Bahasa Indonesia ini saja sudah bikin pusing 7 kepalang, dan lagi, terpaksa mengerjakan 50 soal lagi? :tepar:
Begini, pada awalnya, si pengawas merobek lembar jawaban dari paket soal sebelum ujian dilaksanakan, dan tidak tahu juga mengapa, lembar jawaban tercampur dengan lembar jawaban lainnya..(baca: human error kurang cakap/tulul) padahal seharusnya, paket soal itu dibagikan satu-satu ke setiap siswa dan dirobek pada saat itu juga, biar yang namanya ketololan di atas terhindar,
Memang tak bisa dipungkiri yang namanya kesalahan itu, kesalahan kadang datang pada saat yang tidak tepat…
Karena kesalahan kita butuhkan untuk mencapai hasil yang lebih baik, karena timbulnya kesalahan adalah tanda diperlukannya cara-cara yang lebih baik.
-Mario Teguh
Mengerti poin saya di atas? Nah! Itu maksud saya! Demi tuhan… apa guru-guru itu tidak berpikir cara yang lebih baik? Walaupun paket mereka telah tercampur aduk, paling tidak berikanlah paket yang sama pada siswa nan malang itu.. bukannya malah menyuruh mereka mengerjakan 50 soal Penalaran Bahasa Indonesia lagi..
Lucu.. sungguh lucu sekali..
Jadi, beginikah yang dinamakan UN itu (Ujian Nyeleweng?) Heh… dilihat dari pengawasnya saja, orang-orang sudah tahu bahwa pemerintah tidak terlalu serius tentang Ujian ini…
“Dunia (ujian) ini panggung sandiwara…” senandung bang Ahmad Albar bernyanyi, menggambarkan kepalsuan…
-Muhammad Ilfan Zulfani (http://sakadarnya.blogspot.com)